Meratapi Pengadilan Agama
di pengadilan agama
betapa banyak orang
beruntung - di peraduan
nasib
berangkat pagi rapi
mewangi kasturi
bersemangat berapi-api
hanya untuk menagih
perpisahan dari kenangan
kekasih hati
Desember, 2017- September 2020
Puisi ini saya mulai tulis saat saya berjualan bubur bayi di sebelah kantor pengadilan agama Sidoarjo. Ada rasa iba tapi juga tanda tanya, kenapa mereka rela pagi sekali datang (selain mengambil nomor antrian) untuk mencerai pasangan hidup.
Sebenarnya tugas dari pengadilan agama tidak hanya perkawinan melulu dan yang datang belum tentu akan cerai. Tapi entah otak saya menggambarkan kebanyakan dari mereka menuntut itu. Maaf.
Komentar
Posting Komentar